Friday, July 13, 2007

Pemimpin Zuhud




Judul diatas saya ambil karena saat ini Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan. Seorang pemimpin apapun dia, bagaimanapun orangnya, adalah seseorang pilihan yang dipilih oleh Allah SWT, karena kepemimpinan itu adalah hak Allah untuk memberikan atau mencabutnya dari diri seseorang. Bagaimana pemimpin itu menunjukkan bagaimanakah tingkat keimanan dari sebagian besar masyarakatnya. Kita pernah mengenal pemimpin-pemimpin dunia, yang sukses baik secara ke duniaan maupun ke rohaniahan, tentunya yang pertama adalah penghulu kita Baginda Nabi Muhammad SAW, kemudian kulafa'ur rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi tholib, ra. hum), kemudian dari tabi'in dan tabi'it tabi'in adalah Umar bin Abdul Aziz. Mazhab apapun dia mengakui akan kepemimpinan beliau-beliau itu. Adapun sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang mengutamakan kehidupan akhirat di banding dengan dunianya. Karena seorang pemimpin akan di mintai pertanggungjawaban terhadap siapa yang di pimpinnya. Seorang pemimpin yang adil akan membawa keberkahan dan kewibawaan, baik bagi dirinya maupun orang-orang di sekitarnya, bukan takut karena kekuatan dan kekejamannya, tetapi hormat akan kejujuran dan ke "zuhud" an nya. Takut akan murka Allah karena dirinya dianggap tidak mentaatiNYA, karena Rasulullah SAW pernah ber sabda ," barangsiapa mentaati pemimpinku berarti mentaatiku, dan barangsiapa mentaatiku berarti mentaati Allah SWT" (al-hadits). Zaman sekarang yang sebagian besar orang sudah terkesan dan terbelenggu dengan kehidupan materialistis, ternyata masih ada seorang pemimpin yang sangat menjunjung tinggi kezuhudan yang telah di contohinya dari pendahulunya, yakni presiden iran Mahmoud Ahmadinejad, yang memiliki kehidupan sangat sederhana, dibandingkan dengan pemimpin manapun di dunia saat ini, bahkan tidak ada seorang pemimpin agamapun di Indonesia yang kesederhanaannya seperti beliau.
Lihatlah foto beliau di atas, begitu sederhanya beliau dalam berpakaian. 


Friday, April 27, 2007

Marhamah

Saudara sekalian yang di rahmati Allah.
Ijinkan saya yang hina ini bercerita.

Adalah seorang wanita yang setiap saat di batasi oleh ke empat dinding rumahnya. Setiap habis sholat subuh dia harus menjerang air buat mandi suaminya, menghangatkan nasi buat sarapan suaminya, kemudian membangunkan anak-anaknya dan mempersiapkannya berangkat sekolah. Kemudian setelah suami berangkat kerja dan anak-anaknya berangkat ke sekolah, dia memasak untuk nanti siang dan sore harinya, biar anaknya ketika pulang sekolah tidak kelaparan, biar suaminya ketika pulang kerja dan perutnya keroncongan ada sesuatu untuk mengganjal perutnya.
Kemudian setelah pulang anaknya, dia sambut dengan gembira, karena anak itulah nanti yang akan meneruskan perjuangan orang tua, kemudian bila suaminya pulang disambutnya dengan senang hati dan senyuman yang merekah, walau seharian dia sudah capek mengurusi dapur dan menjaga si kecil. Belum lagi malamnya dia harus melayani suaminya di tempat tidur.

Thursday, February 01, 2007

Nasihat buat diri sendiri

Wahai kawanku,....

Sudahkah kita berpikir bahwa kita ini tidak selamanya hidup di dunia ini?
Sudahkah sebagian fikir kita itu berguna? Baik bagi diri sendiri maupun orang lain?
Sudahkah kita manfaatkan waktu - waktu kita untuk hal-hal yang bermanfaat?
Sudahkan kita gunakan diri kita untuk "berguna" bagi orang lain?

Pernahkah kita mengeluh, "Mengapa kita semua harus mati? Kenapa kita harus di lahirkan?"
Pernahkah kita meminta untuk hidup di dunia ini? Tentunya tidak.
Pernahkah kita memaki diri kita sendiri, mengapa wajahku koq jelek? Hidungku koq tidak mancung? Mataku koq kurang Indah? Tubuhku koq kurang seimbang? dan lain sebagainya.
Pernahkah kita dulu bertanya kepada orang tua kita, mengapa kita harus hidup?

Kawanku, ....
dirimu dan dan dirimu sama ...
Semua pasti memiliki pertanyaan yang sama, baik tentang dirinya, orang tuanya atau tentang dunia yang fana ini.
Tapi kawanku, kebingunganmu itu akan terjawab kalau kamu membaca Al-Qur'an dan memahami artinya.

Maksud kita hidup di dunia ini sebenarnya ada 3 :
  1. Kalifah (pemimpin) di muka bumi (Al-Baqoroh:30)
  2. Hamba Allah yang beribadah kepada NYA (Adz-Dzariyat:56)
  3. Da'i yang menyeru kepada Agama-NYA (Ali-Imron:104)

Nah, sekarang jadi jelas kan arah tujuannya?
en then ....