Friday, April 27, 2007

Marhamah

Saudara sekalian yang di rahmati Allah.
Ijinkan saya yang hina ini bercerita.

Adalah seorang wanita yang setiap saat di batasi oleh ke empat dinding rumahnya. Setiap habis sholat subuh dia harus menjerang air buat mandi suaminya, menghangatkan nasi buat sarapan suaminya, kemudian membangunkan anak-anaknya dan mempersiapkannya berangkat sekolah. Kemudian setelah suami berangkat kerja dan anak-anaknya berangkat ke sekolah, dia memasak untuk nanti siang dan sore harinya, biar anaknya ketika pulang sekolah tidak kelaparan, biar suaminya ketika pulang kerja dan perutnya keroncongan ada sesuatu untuk mengganjal perutnya.
Kemudian setelah pulang anaknya, dia sambut dengan gembira, karena anak itulah nanti yang akan meneruskan perjuangan orang tua, kemudian bila suaminya pulang disambutnya dengan senang hati dan senyuman yang merekah, walau seharian dia sudah capek mengurusi dapur dan menjaga si kecil. Belum lagi malamnya dia harus melayani suaminya di tempat tidur.



Begitulah rutinitas yang setiap hari terjadi hampir kepada semua wanita di dunia ini (catt:saya tidak membicarakan wanita yang berkarir di luar rumah).
Apakah mereka menjadi rendah? Apakah mereka menjadi hina? Apakah mereka menjadi budak keluarganya? Apakah pekerjaannya seperti pembantu? Ataukah wanita hanya sebatas dapur, sumur dan kasur ?
Tidak saudaraku. Kelihatannya mereka terhina dan sengsara. Tapi lihatlah apa yang Allah sediakan buat dia nanti di akhirat kelak. Banyak sekali ganjaran yang akan dia terima disana, bila dia menjalaninya dengan ikhlas dan ridho.
1. Di akhirat, wanita yang menutup aurat secara sempurna di dunia (memakai hijab/bercadar), maka Allah sendiri nanti yang akan membuka cadarnya dan ingin melihat wajahnya, walhal Allah Maha Tahu segala galanya, ini tidak lain karena Allah hendak memuliakan wanita tersebut.
2. Seorang ibu yang terbangun di tengah malam karena menyusui putra/putrinya, maka setiap tetes susu itu adalah sedekah yang lebih baik dari pada memerdekakan hamba sahaya bangsa arab.
3. Seorang ibu yang meminyaki rambut anaknya dengan kasih sayang, maka Allah memandangnya dengan pandangan keridhoanNya.
4. Seorang wanita yang menyambut kedatangan suaminya dengan perasaan gembira dan senyuman kemudian suaminya memandangnya pula dengan senang, maka Allah memandang mereka dengan pandangan kasih sayang.
5. Seorang wanita yang sholehah, maka kesholehannya itu memiliki derajat melebihi dari 70 orang waliyullah dan doa-doanya selalu di ijabahi.
6. Seorang wanita yang mati dan kemudian suaminya ridho keatasnya, maka Allah sediakan surga baginya.
7. Seorang wanita yang sholehah akan masuk surga 500 tahun lebih dahulu dari suaminya, di hiasi dirinya sebelum kedatangan suaminya, di beri kecantikan 70.000 kali melebihi bidadari yang paling suci di surga dan menjadi permaisuri bagi suaminya, bidadari menjadi pelayan-pelayannya, karena dia di dunia dia telah melayani keluarganya dengan ikhlas, karena telah mendukung perjuangan suaminya dalam menegakkan agama.

Wahai perempuan yang terkungkung disana, akulah orang pertama yang membanggakanmu, kamulah sebenarnya seorang pejuang martabat kemuliaan.
Wahai perempuan yang tidak bisa bergerak bebas karena hijabnya, Allah lah yang akan memuliakanmu karena penghargaanNya kepadamu di akhirat.

Gedung-gedung menjulang bukanlah tempatmu
tempatmu adalah dibilik kamarmu
dengan segala munajatmu yang mengundang penduduk langit untuk mengabulkannya
dengan kedudukanmu yang tinggi di sisi Tuhanmu

Sesungguhnya tidak layak seorang wanita mencari kemuliaan di luar itu. Karena yang terjadi adalah kerosakan.
Lihat saja, berapa banya kasus perselingkuhan dan perzinahan, itu semua karena wanita berkeliaran di luar empat dinding rumahnya. Itu karena wanita berhias bukan untuk suaminya.

Sekarang saudaraku, silakan mau pilih wanita yang mana, wanita sholehah atau bukan?

No comments: